Rohil Ku Sayang, Rohil Ku Malang

Rohil Ku Sayang, Rohil Ku Malang
Muhajirin Siringo Ringo

MimbarRohil.com - Rokan Hilir, Dari pesisir Panipahan hingga ke pedalaman Rantau Kopar, tanah tumpah darah yang kaya akan budaya, sejarah dan potensi alam, kini berada dipersimpangan jalan yang mengkhawatirkan. 

Kabupaten yang seharusnya melaju menuju kemajuan, justru tersandung oleh polemik kepemimpinan yang tak kunjung usai. “Rohil ku sayang, Rohil ku malang” bukan sekadar ungkapan, melainkan jeritan hati rakyat yang mulai muak dengan sandiwara kekuasaan.

Berita tentang dugaan ijazah palsu, laporan pemalsuan dokumen, hingga manuver politik yang sarat kepentingan pribadi, telah mencoreng wajah pemerintahan yang semestinya menjadi teladan. Bukan hanya mencederai etika, tapi juga menampar logika publik. Bagaimana mungkin pembangunan bisa berjalan sehat jika dasar kepercayaan pada pemimpin sudah goyah sejak awal?

Rakyat Rohil tidak butuh drama politik. Mereka butuh air bersih, jalan yang layak, sekolah yang memadai  dan pelayanan kesehatan yang manusiawi. Namun sayang, energi birokrasi lebih banyak dihabiskan untuk membela diri, bukan memperbaiki negeri.

Jika kepalsuan dibiarkan tumbuh, maka kehancuran hanya soal waktu. Kepemimpinan yang lahir dari kebohongan, hanya akan menumbuhkan kebijakan yang menindas dan sistem yang rapuh. Rohil tidak kekurangan orang baik, tapi kebaikan akan selalu kalah jika rakyat diam.

Sudah saatnya masyarakat Rohil bersuara, bukan sekadar mencibir di warung kopi atau mengeluh di media sosial. Demokrasi memberi ruang untuk mengoreksi, memperbaiki, bahkan mengganti pemimpin yang lalai atau bermasalah. Jangan biarkan cinta kita pada Rohil hanya menjadi ratapan. Wujudkan cinta itu dalam sikap: melawan kepalsuan dan menegakkan kebenaran.

Opini ini bukan seruan kebencian, tapi panggilan nurani. Kita mencintai Rohil, dan cinta yang sejati adalah cinta yang berani mengkritik, bukan memuja membabi buta. Jika ada kesalahan, koreksilah. Jika ada kebohongan, bongkarlah. Dan jika ada pelanggaran hukum, maka proses hukum harus berjalan tanpa pandang bulu.

Rokan Hilir harus diselamatkan. Bukan oleh tokoh tunggal, bukan pula oleh kelompok elite, tetapi oleh kesadaran kolektif masyarakatnya. Rakyat harus lebih berani bersuara. Akademisi, tokoh adat, aktivis, pemuda, hingga ibu rumah tangga harus sadar bahwa arah pembangunan Rohil ada di tangan kita bersama. 

Jangan biarkan masa depan anak cucu kita dirampas oleh segelintir oknum yang haus kuasa. Rohil ku sayang, tapi jika terus seperti ini Rohil ku akan terus malang. **

Oleh: Muhajirin Siringo Ringo

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index