Aksi Damai Warga Bangun Jaya Berujung Ricuh, Warga Duga PT. MAN Gunakan Preman Bayaran

Aksi Damai Warga Bangun Jaya Berujung Ricuh, Warga Duga PT. MAN Gunakan Preman Bayaran

Rokan Hulu - Ribuan warga Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, melakukan aksi damai untuk menuntut tanggung jawab sosial PT. MAN terhadap masyarakat. Sayangnya, aksi yang dimulai dengan tertib itu berubah ricuh saat massa dihadang sejumlah orang tak dikenal yang diduga kuat adalah preman bayaran.

Aksi dimulai dari Lapangan Bola Bangun Jaya, dilanjutkan dengan konvoi menuju kawasan perusahaan. Namun sesampainya di jalur masuk menuju PT. MAN, massa mendapati penghadangan berupa tumpukan kayu besar. Kondisi makin memanas saat mobil komando peserta aksi tidak diizinkan melintas dan bahkan dirusak oleh oknum tak dikenal.

“Kami datang menyampaikan aspirasi soal pembangunan jalan yang sangat dibutuhkan warga, tapi malah diprovokasi,” ujar Riski Arya, orator aksi dari atas mobil pengeras suara.

Warga menduga penghadangan ini dilakukan oleh preman yang disewa pihak perusahaan. “Kami sangat kecewa, perusahaan bukannya membuka dialog, malah menghadang dengan kekerasan,” ungkap seorang warga.

Kericuhan juga sempat terjadi saat warga meluapkan kekesalan dengan menumpahkan material bangunan berupa semen dan batu ke badan jalan sebagai simbol protes dan tuntutan percepatan pembangunan infrastruktur desa.

Dalam aksi tersebut turut hadir Kapolsek Tambusai Utara, Camat Tambusai Utara, dan Kepala Desa Bangun Jaya, Yusrianto. Setelah dilakukan dialog cukup panjang, disepakati bahwa mediasi lanjutan akan dilakukan di Kantor Desa, dengan menghadirkan perwakilan perusahaan.

Kapolsek Tambusai Utara berjanji akan mengusut tindakan perusakan mobil komando serta dugaan keberadaan preman yang diturunkan saat aksi berlangsung.

“Kami meminta kepolisian menindak tegas pelaku kekerasan dan perusahaan harus bertanggung jawab. Jangan ada lagi intimidasi kepada masyarakat,” tegas warga.

Situasi terkini sudah mulai kondusif, namun sebagian warga masih bertahan di lokasi dan menyuarakan tuntutan agar hukum ditegakkan secara adil, tanpa memihak pada korporasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index