Rokan Hilir – Janji politik Bupati Rokan Hilir (Rohil) untuk membagikan seragam sekolah gratis kepada siswa SD dan SMP ternyata hanya manis di bibir. Tahun ajaran baru sudah dimulai, namun seragam gratis yang pernah dielu-elukan itu tak kunjung tiba.
Janji dari Kampanye
Program seragam sekolah gratis ini pertama kali digaungkan Wakil Bupati saat masa kampanye Pilkada lalu. Dalam berbagai pertemuan warga, ia menjanjikan setiap siswa SD dan SMP negeri akan mendapatkan seragam sekolah gratis dari pemerintah daerah. Janji ini bahkan tercatat dalam visi-misi resmi yang disebarkan ke publik.
Fakta di Lapangan
Namun, ketika tahun ajaran baru 2025/2026 dimulai, orang tua siswa di berbagai kecamatan Rohil mengeluh. Tidak ada pengumuman resmi pembagian seragam. Beberapa wali murid bahkan mengaku terpaksa berhutang demi membeli seragam baru anak mereka.
"Kami dulu percaya karena itu janji Bupati. Nyatanya sampai sekarang tidak ada kabar," ujar salah satu wali murid di Rokan Hilir.
Kritik Pedas dari Muhajirin
Muhajirin Siringo Ringo, tokoh pemuda sekaligus aktivis Rohil, menyebut hal ini sebagai bentuk penghinaan terhadap rakyat kecil.
"Janji ini dulu dipakai untuk mencari simpati. Sekarang setelah duduk di kursi empuk, lupa. Pertanyaannya, apakah ini pertanda Bupati kita dulu memang tidak pernah merasakan bangku sekolah, sehingga tak paham betapa pentingnya seragam untuk anak-anak?" sindir Muhajirin.
Ia menegaskan, kondisi ekonomi masyarakat sedang berat. Harga sembako naik, biaya hidup tinggi, dan seragam sekolah menjadi beban tambahan bagi keluarga miskin.
"Bupati ini seharusnya punya empati. Jangan cuma pandai berjanji. Kalau tidak mampu, katakan dari awal, jangan biarkan rakyat terus dibohongi," tegasnya.
Desak DPRD Bertindak
Muhajirin juga mendesak DPRD Rohil memanggil Bupati untuk mempertanggungjawabkan ingkarnya janji. Ia mengingatkan, jika DPRD memilih diam, maka rakyat akan menilai lembaga legislatif ikut terlibat dalam pembiaran.
"Kalau ini terus dibiarkan, jangan salahkan kami kalau nanti rakyat Rohil turun ke jalan menuntut janji yang diingkari," ancamnya.
Hingga berita ini dipublikasikan, pihak Bupati belum memberikan klarifikasi resmi. Sementara itu, kekecewaan warga terus meluas, dan aroma ketidakpercayaan terhadap pemerintah daerah semakin menyengat. **